11 Februari 2025 3 menit
Direktur Eksekutif TuK INDONESIA Jadi Dosen Tamu di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB

Siaran Pers
Bogor, 10 Februari 2025 – Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, menghadirkan Direktur Eksekutif TuK INDONESIA, Linda Rosalina, sebagai dosen tamu dalam mata kuliah Komunikasi dan Sosial Sains Konservasi (KSH1222) di Auditorium Sylva Pertamina, Kampus IPB Dramaga. Kehadirannya membawa perspektif kritis mengenai dampak industri terhadap kondisi lingkungan dan hak asasi manusia dalam berbagai studi kasus yang terjadi di Indonesia.
Kegiatan ini diawali dengan pemutaran film dokumenter My Chocolate is Killing People, produksi TuK INDONESIA. Film ini mengungkap sisi kelam industri kelapa sawit yang tidak hanya memicu konflik agraria dan sosial berkepanjangan, namun juga merenggut nyawa seorang warga yang memperjuangkan haknya. Kelapa sawit, yang menjadi bahan baku berbagai produk—termasuk cokelat yang sering kita konsumsi—ternyata menyimpan jejak pelanggaran hak asasi manusia dan perusakan lingkungan. Pemutaran film ini memantik diskusi yang berlangsung interaktif.
Mahasiswa secara aktif berbagi pandangan, mempertanyakan dampak dari industri kotor yang tidak mengindahkan prinsip keberlanjutan, serta mendiskusikan peran mereka (mahasiswa) dalam mendorong perubahan. Dalam sesi diskusi, Linda Rosalina, direktur eksekutif TuK INDONESIA menekankan pentingnya peran generasi muda dalam mendorong keadilan sosial dan lingkungan. Salah satu momen menarik terjadi ketika mahasiswa ditanya, “Gagasan apa yang akan kalian bawa di masa mendatang?” Antusiasme mereka terlihat dalam berbagai gagasan yang diungkapkan, mulai dari upaya advokasi hingga inovasi di sektor keberlanjutan.
Koordinator mata kuliah KSH1222 sekaligus Dosen Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc, menilai kehadiran praktisi seperti TuK INDONESIA sangat penting bagi mahasiswa. “Praktisi juga dapat menginspirasi mahasiswa untuk lebih aware dan bisa lebih terlibat dalam isu-isu lingkungan dan sosial, mendorong kontribusi terhadap perubahan positif di masyarakat, karena mereka mendengarkan langsung dari yang mengalami dan yang melakukan. Terlebih untuk mata kuliah ini, mahasiswa bisa belajar berbagai pendekatan dalam menyusun dan menyampaikan pesan-pesan konservasi dan bagaimana mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari khalayak luas,” ujarnya.
Sementara itu, Linda menegaskan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan organisasi masyarakat sipil. “Kami percaya bahwa edukasi yang kritis adalah langkah awal untuk menciptakan perubahan. Mahasiswa adalah agen perubahan dan mereka perlu dibekali dengan pemahaman yang mendalam tentang dampak industri terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola. Sering kali dampak-dampak dari adanya industri justru merugikan kondisi lingkungan (degradasi), merampas ruang hidup masyarakat, dan pengelolaan yang tidak berkelanjutan.” katanya.
Mahasiswa DKSHE, Shafia Rahma, mengikuti sesi ini dengan mengungkapkan kesan positifnya. “Film yang ditayangkan sebagai pemantik semangat perkuliahan keren banget. Secara sinematik, filmnya luar biasa dan langsung menarik perhatian dengan tarian kontemporer yang menggambarkan adanya praktik membungkam masyarakat yang terdampak oleh industri kelapa sawit. Sebagai mahasiswa kita bisa melakukan penambahan wawasan dan harapannya bisa mempersuasi orang-orang di sekitar akan pentingnya keadilan. Karena benar yang dikatakan oleh Bu Linda, mahasiswa hari ini adalah pemimpin di masa depan.” ungkapnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari kerja sama yang lebih erat antara dunia akademik dan organisasi masyarakat sipil. Mengundang dosen tamu dari berbagai latar belakang akan semakin memperkaya wawasan mahasiswa dan membangun generasi konservasionis yang lebih peka terhadap isu sosial dan lingkungan.
This post is also available in: English