25 Februari 2015 2 menit

40 Persen Kelapa Sawit Taipan Belum Dikembangkan

Default Image

Jakarta, (Antara Sumbar) – Direktur Program Transformasi Untuk Keadilan (TUK) Indonesia, Rahmawati Retno Winarni mengatakan, 40 persen lahan kelapa sawit milik 25 grup bisnis yang dikendalikan oleh para taipan belum dikembangkan. “Ini berarti, dua juta hektare lahan yang dikuasai oleh 25 grup tersebut belum ditanami kelapa sawit. Sedangkan ada 3,1 juta hektare lahan yang sudah ditanam,” kata Rahmawati di Jakarta, Sabtu.
Ia menjelaskan, total lahan Indonesia yang dikendalikan 25 grup milik para taipan menjadi 5,1 juta hektare, baik yang telah ditanam maupun yang belum ditanam. “Itu setara dengan 51 persen total area tanam perkebunan sawit saat ini,” katanya.
Menurut Rahmawati, jika 2 juta hektare lahan yang belum ditanami para taipan tersebut akan dikembangkan pada tahun-tahun mendatang maka lahan yang ditanami kelapa sawit di Indonesia akan meningkat sebesar 20 persen menjadi 12 juta hektare. “Nantinya, kebun kelapa sawit yang dikendalikan 25 grup bisnis tersebut akan meningkat dari 31 persen menjadi 43 persen,” ujarnya.
Ia menambahkan, grup bisnis terpenting dalam hal penguasaan lahan yang belum ditanami di Indonesia antara lain Sinar Mas, Triputra, Musim Mas, Surya Dumai, dan Jardine Matheson. Berikut 25 grup kelapa sawit yang dikendalikan para taipan berdasarkan riset TUK Indonesia antara lain Wilmar, Sinar Mas, IOI, Raja Garuda Mas, Batu Kawan, Salim, Jardine Matheson, Musim Mas, Surya Damai, Genting, Darmex Agro, dan Hanta. Selanjutnya ada Tiga Pilar Sejahtera, DSN, Sungai Budi, Kencana Agri, Triputra, Sampoerna Agro, Anglo-Eastern, Bakrie, Tanjung Lingga, Austindo, Rajawali, Provident, dan Gozco.
TUK Indonesia merupakan NGO yang berbasis di Jakarta dan bekerja pada isu lingkungan, SDA, dan dampak pembangunan terhadap hak asasi manusia pembangunan. TUK Indonesia melakukan advokasi untuk pemenuhan hak-hak konstitusional rakyat Indonesia untuk mewujudkan keadilan, kesejahteraan, dan integritas manusia. (*/sun)
Sumber: ANTARA Sumbar, 21 Februari 2015.


TuK Indonesia

Editor

Scroll to Top